Siapa kamu?

Patricia telah mengamati segala yang terjadi dari pinggir lapangan ketika Zoren tiba-tiba muncul. Begitu matanya tertuju padanya, kepahitan dan ketakutan membuncah di hatinya. Namun, meskipun takut pada Zoren, dia tidak bisa membawa dirinya untuk pergi.

Bagaimana dia bisa pergi ketika dia sedang menatap seorang pria dengan kehadiran yang begitu ilahi?

Bukan seperti dia tidak tahu bahwa Zoren dianggap sebagai legenda. Tapi dengan dia berdiri di keramaian ini, dia pasti terlihat menonjol. Dia melihat bagaimana semua orang memandangnya dengan kagum—baik pria maupun wanita.

Seandainya saja Patricia bisa berdiri di samping pria seperti itu. Semua orang pasti akan cemburu. Tapi sayang, Zoren membencinya, dan dia menakutkan Patricia lebih dari apapun. Patricia baru tersadar dari lamunannya ketika dia mendengar suara ibunya bergabung dalam situasi itu.

Dia tahu ini akan menjadi buruk, dan oleh karena itu, dia mencoba untuk menyelinap pergi ketika dia mendengar ibunya memanggil.