"Itu tidak benar. Itu mustahil. Bagaimana bisa mereka terhapus?"
Zoren bersandar pada pintu, matanya tertuju padanya. Dia melihatnya berbalik ke arahnya, dan meski tanpa melihat keterkejutan yang terpampang di wajahnya, dia bisa merasakan panik dan ketakutannya.
"Saya—" dia berhenti ketika melihat kaca lagi, menyentuh tanda cinta di atas dadanya.
[Kamu memiliki suami yang bisa kamu percayai dengan seluruh hati, tubuh, dan jiwa.]
Perlahan, Penny berbalik untuk melihat Zoren, membuka dan menutup mulutnya. Alih-alih memar baru dan lama di tubuhnya, yang ada hanyalah tanda cinta. Dia tidak ingat pernah bersama siapa pun. Meski dia berencana untuk menyerahkan dirinya pada Zoren, dia belum melakukannya.
Tapi bukti di tubuhnya berkata sebaliknya.
"Kamu..." dia terdiam, mendelik padanya. "... yang melakukan ini?"
Zoren melirik noda merah di atas payudara kanannya dan mengangguk. "Saya terlalu bersemangat."