Dalam hati Atlas, ketika Penny membicarakan tentang mimpi buruk, dia tahu itu bukan sekadar mimpi. Dia mengungkapkannya dalam keadaan mabuk—begitulah teorinya. Meskipun dia tidak mengerti mengapa dia dianggap kejam saat mabuk, apa yang dia katakan saat itu akan selalu tetap benar.
"Mhm." Sebuah suara terlepas dari mulut Penny yang tertutup. "Kamu kejam."
Atlas tersenyum tanpa daya. "Begitu?"
"Ketika…" dia terhenti, mengingat bahwa dia sudah beberapa kali membingungkan keluarganya malam ini. Dia tidak berencana menambahkan lagi karena Atlas adalah orang yang tajam.
Penny membersihkan tenggorokannya dan mengarahkan pandangannya kembali kepadanya. "Kamu kejam, dan aku tidak suka kamu. Kamu harus berperilaku baik karena aku akan menaruhmu di tempat yang lebih buruk dari kandang jika kamu tidak melakukannya."
"..." Atlas diam-diam menggertakkan giginya, mengamatinya. "Kamu ingat itu?"