"Pei Tang, buka pintunya."
Pei Tang sedang cemberut di tempat tidurnya ketika dia mendengar Pei Ziheng memanggil dari luar pintu, dia bangun dan membuka kuncian kamarnya.
Kakak pasti datang untuk membujuknya.
Kakak adalah yang terbaik~
Berpikir demikian, merasa tersakiti, dia menekankan tubuhnya ke dalam pelukan pemuda tersebut, mencari penghiburan.
"Kakak?"
Menatap Pei Ziheng yang mendorongnya pergi, wajah Pei Tang yang penuh dengan air mata dipenuhi dengan kebingungan dan keheranan.
"Tau nggak? Ibu dan aku juga tidak suka padamu. Kamu manja, semaunya, dan nakal. Kalau keluarga ini tidak memilikimu, kami semua akan merasa sangat lega."
Menghadapi kerasnya Pei Ziheng yang belum pernah terjadi sebelumnya, Pei Tang menangis tersedu-sedu.
"Wuu wuu wuu…"
Menunduk melihat adiknya yang sedang berjongkok di tanah dan menangis tersedu-sedu, Pei Ziheng merasakan sakit yang tak tertahankan di hatinya, seolah-olah hatinya berdarah.