"Ah?" Wenyan segera memeriksa sekitarnya dan menjadi semakin bingung. "Tapi mengapa kamu membawa saya ke tempat kerjamu?"
Shen Jingcheng masih tersenyum samar, "Mari kita bicara di kantorku."
"Ah??" Wajah Wenyan penuh dengan tanda tanya. "Apakah kantormu tempat yang bisa dimasuki begitu saja oleh sembarang orang?"
"Ini bukan tempat yang sangat rahasia. Tidak ada alasan kamu tidak bisa masuk. Ayo, ikut saya."
Wenyan memaksakan senyuman.
Di dalam hatinya, rasa ingin tahu menumpuk: [Ini sungguh aneh. Mengapa dia ingin membawa saya ke tempat kerjanya?]
[Apakah kita sudah begitu dekat?]
[Ini terlalu misterius. Apa yang sebenarnya dia lakukan?]
[Ah, sudahlah, saya sudah di sini sekarang; dia pasti tidak akan menjual saya.]
Sebentar kemudian, kegelisahan dalam diri Wenyan mereda.
Shen Jingcheng yang tidak bisa mendengar pikiran dalamnya tidak bisa menahan diri untuk meliriknya.