Damien berdiri di meja panjang dari kayu ek di tengah kantornya, matanya tertuju pada berbagai peta dan dokumen yang terhampar di depannya. Keamanan adalah prioritas utamanya saat ini, terlebih dengan upacara perjodohan besar yang tinggal beberapa hari lagi. Pikirannya berpacu saat ia meninjau rute patroli, jumlah penjaga yang ditempatkan di sepanjang perbatasan, dan rencana cadangan untuk ancaman-ancaman potensial. Dengan Blaze masih berkeliaran bebas dan Jackson mengendap di kegelapan, hal terakhir yang diinginkan Damien adalah kekacauan pada pertemuan tersebut.
Chris berdiri di sampingnya, tangan bersandar pada pinggiran meja, namun pandangannya terlihat jauh, mengarah ke jendela.
"Chris," suara Damien tajam, menarik perhatian Betanya kembali. "Apakah kamu memperhatikan?"
Chris berkedip, keluar dari lamunannya. "Ya, ya, tentu saja," katanya, namun ada nada yang kurang meyakinkan di suaranya.