Meskipun strateginya rumit, interval antara setiap serangannya sangat singkat, membuktikan bahwa dia bukan hanya seorang jenius matematika—dia adalah seorang maestro dalam menerapkan keahliannya di medan perang.
Dia tidak membuang satu tembakan pun, maupun energi spiritualnya.
Tenang dan terhitung, gerakannya lembut dan tepat, seolah-olah dia sedang santai melemparkan bola bisbol atau bermain dengan balon air.
Sementara itu, Rose tidak kalah gigihnya. Dia menciptakan ratusan jarum Kristal Es, yang masing-masing setebal jari orang dewasa dan panjang lima hingga enam inci.
Kristal-kristal tersebut sangat keras sehingga menjadi pembunuh dengan satu tembakan, menembus zombi-zombi seperti peluru dari senapan mesin.
Ketepatan Rose yang terlatih memastikan dia jarang meleset sasarannya, setiap serangan mematikan. Dengan kerjasama mereka yang sempurna, upaya terkoordinasi mereka berhasil menahan gelombang zombi yang datang.