Bab 660 Bertemu dengan Penyintas Lain di Luar

Dentuman keras logam bergema di malam hari, diikuti oleh pecahan lampu depan yang tajam, tapi Gagak tidak berkedip.

Terus menginjak pedal gas, ia bermanuver dengan bus yang sudah lecet hingga sampai di pom bensin. Tanpa membuang waktu sebentarpun, ia langsung berhenti tepat di depan dan keluar, menuju langsung pompa bensin.

Ia mengambil nozel, siap mengisi bahan bakar—tapi pompa enggan mengeluarkan bensin. Pandangannya melayang ke layar digital.

Pembayaran diperlukan.

Mengumpat pelan, Gagak menepuk-nepuk saku bajunya, hanya untuk mengingat bahwa uang tunai dan kartu kredit telah lama kehilangan nilainya di dunia yang hancur ini, sehingga ia tidak lagi membawanya. Namun demikian, dispenser bensin tetap terkunci, meminta pembayaran sebelum mengeluarkan setetes pun.

Tak punya pilihan lain, dia berputar menuju toko serba ada di pom bensin. Bel pintu bersuara lembut saat ia melangkah masuk.