"Tidak..."
Pangeran Kecil ingin berargumen lebih banyak.
Mo Canglan melangkah cepat mendekatinya dan menutup mulutnya.
"Xuan'er, dengarkan Kakak Lan, kita berdua memiliki nilai tempur yang negatif. Pergi ke sana hanya akan menambah kekacauan. Tinggal di dalam gua dengan aman adalah dukungan terbaik untuk tuan muda kita."
"Cang Lan benar."
Ekspresi Lin Jinyun begitu serius: "Xuan'er, apakah kamu ingin kakakmu teralihkan perhatiannya karena kamu?"
"Huu huu."
Pangeran Kecil menangis pelan, air mata jatuh karena kesedihan.
Nafas lega terdengar dari saudara-saudara Lin.
Lima pemuda itu memakai tas panah mereka, mengambil senjata mereka, sudah bersiap lengkap dan penuh semangat untuk membuat perbedaan.
Baru sebelum meninggalkan gua, mereka menyadari telah melupakan sesuatu yang penting.
Puncak gunung manakah Mulut Harimau itu?
Tak satupun dari mereka yang mengenali jalan.
"Aw, huu, huu."