"Lin Yilin!"
Tuanku Mulia menggertakkan gigi, "Dia ingin aku mati. Aku tidak akan membiarkannya pergi."
Pandangan Lin Qingluo berubah dingin, "Dia melukai Yixuan, dan meninggalkannya dalam keadaan sekarat. Ini adalah dendam yang akan ku selesaikan dengannya."
"Melapor kepada Tuanku Mulia, pembunuhnya sudah mati."
Pengawal Bayangan kembali dengan cepat. Dalam waktu yang kurang dari untuk menyeduh sepoci teh, ia membawa kabar tentang kematian putri palsu tersebut akibat racun.
Tuanku Mulia merasakan dingin menyelimuti tubuhnya, "Lin Yilin, hatinya sangat kejam. Meskipun dedikasinya yang tak tergoyahkan, pembunuh itu tetap tidak bisa menghindari kematian."
"Mereka selalu siap untuk mati."
Meskipun siap, Lin Qingluo tidak bisa menahan marah, "Mereka minta maaf karena gagal menjalankan tugas dengan menawarkan nyawa mereka."
"Menjijikkan."
Tuanku Mulia begitu marah hingga menggertakkan giginya, "Aku tidak akan beristirahat sampai kita mengungkap ekor serigalanya."