Dekorasi ruangan itu sederhana dan tidak berhias, tanpa apa pun lainnya.
Penampilan tanpa properti.
Lima kata langsung terlintas di benak Mu Ziwei, sebuah adegan yang sangat familiar bagi seorang aktor, sehari-hari seperti makanan sehari-hari.
Saat pemikiran itu berkelebat, ia menatap ke arah panel juri di depan dan orang pertama yang ia lihat adalah Sutradara Li.
Pria berumur lima puluhan itu memiliki helai rambut abu-abu karena pekerjaan, namun matanya sangat tajam. Saat itu, Li Li sedang memegang pena di tangan kanannya, hidungnya dihiasi sepasang kacamata bingkai hitam, pandangannya bergeser dari naskah di meja ke arah pihak lain.
Saat Mu Ziwei bertemu dengan tatapan itu, ia merasakan tekanan yang meningkat.
Memang sutradara ternama!
Hanya satu tatapan, tekanan tak terlihat muncul, memberinya perasaan yang sangat berbeda dari sutradara lainnya.
Peristiwa itu terjadi dalam sekejap, dan Mu Ziwei secara naluri mulai berbicara.
"Halo, Sutradara Li, dan semua guru..."