Road of Flowers

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja.
Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas;
Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing;
Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan;
Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar…
Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal.
Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~
Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu??
Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya???
[Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada]
PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih.
Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

"Lihat, dia hanya berbicara dengan orang yang memiliki IQ tinggi," kata Xu Nanjing kepada Xiao Bingwen di sampingnya, lalu berhenti sejenak, kemudian menambahkan, "Seperti adik perempuan Bai Lian."


Meskipun Jiang He masih muda dan hanya mengenal sedikit karakter, dia secara alami sangat tajam dalam berhitung.


Xiao Bingwen tahu bahwa meskipun Jiang He masih muda, banyak profesor yang menghargai kemampuannya. Bakatnya membedakannya dari jenius biasa, membuatnya sejajar dengan He Wen dan teman sebayanya.


Mendengar kata-kata Xu Nanjing, Xiao Bingwen hanya berkata, "Bukankah itu karena dia tampan?"


"Dulu saya juga berpikir begitu," Xu Nanjing mengenang adegan yang dia lihat di siang hari, menghela nafas, dan mengambil kembali makanan ikan untuk melanjutkan memberi makan ikan koi, "Lupakan, kamu tidak akan mengerti."


Nona Bai 188, selamat menikmati makanan_3