Road of Flowers

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja.
Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas;
Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing;
Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan;
Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar…
Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal.
Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~
Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu??
Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya???
[Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada]
PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih.
Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

"Bukan dia, kemampuan musik Shuhe tidak sebaik dia," Jawab Dekan Jian kepadanya.


Betapa sayangnya mempunyai kemampuan musik seperti itu tetapi tidak terlibat dalam musik.


Seberapa besar kemungkinan untuk merebutnya dari Universitas Jiang?


Dekan Jian merenungkan hal ini di lubuk hatinya.


Sementara itu, insinyur perekam terkejut; kalau bukan Leng Shuhe, lalu siapakah gadis ini?


Ia menonton melalui kamera saat Bai Lian meletakkan tangannya dengan lembut di atas senar dan menatap ke atas berbicara dengan pria di sampingnya.


Si pria mengenakan kemeja putih yang kris, dan tampaknya merasakan pandangan tersebut, karena ia menoleh dengan acuh ke arah kamera. Insinyur perekam segera menundukkan kepalanya saat pandangannya bertemu dengan mata pucat yang samar tersebut.


Setelah mendengarkan semua rekaman, Dekan Jian berkata, "Kira-kira begitulah, Guru Zhao, terima kasih atas kerja keras Anda."


Harapan Keluarga Mu, keturunan sombong dari Chen Ye_2