Road of Flowers

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja.
Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas;
Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing;
Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan;
Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar…
Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal.
Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~
Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu??
Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya???
[Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada]
PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih.
Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Ini adalah pesta yang memanjakan baik mata maupun telinga.


Jian Zhongyou dan sekelompok guru dari Jiangyin membuat pengaturan yang profesional.


Teknik tombak yang diperagakan menunjukkan kontrol dan keluwesan, kekuatan seiring kelembutan, tanpa hiasan yang tidak perlu atau ketergantungan pada kawat.


Hanya gerakan terakhir itu, Tombak Kebalikan yang Tidak Dapat Ditiru, yang tidak bisa ditiru oleh siapa pun, itulah yang benar-benar membuat seseorang merasakan aura penekan di lokasi—


Bai Lian berbalik untuk menuju ke belakang panggung, di mana dua pembawa acara yang menunggu di belakang tirai tidak keluar tepat waktu, berdiri di samping tirai, diam dengan naskah di tangan, menontonnya.


Ruang belakang panggung tidaklah besar; Bai Lian, dengan tangan kanannya santai memegang tombak, memancarkan semangat vitalitas yang secara alami terpancar keluar, memberi anggukan kecil kepada dua pembawa acara itu, "Sekarang giliran kalian?"


264 Cahaya bulan yang sejati, Bai Lian, juga bisa memainkan guzheng