Road of Flowers

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja.
Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas;
Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing;
Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan;
Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar…
Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal.
Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~
Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu??
Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya???
[Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada]
PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih.
Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Jiang Fulai acuh tak acuh terhadap lagu-lagu untuk Yan Lu, jemari panjang dan kuatnya beristirahat di sandaran tangan di kedua sisi kursi, sekilas melirik layar komputer, lalu pandangannya berpindah ke wajahnya.


Hari ini dia mengenakan atasan berwarna hijau celadon, rambutnya sepenuhnya disanggul dengan jepit yang samar-samar memancarkan rona ungu, menampakkan sepasang alis gelap, fitur wajahnya memancarkan kesan malas tetapi berwibawa.


"Datang dan lihatlah," Bai Lian tidak peduli dengan banjir pesan dari Hu Yue, hanya membalas dua kata kepada Dekan Jian.


Jiang Fulai merapatkan tubuhnya, bibirnya mendarat lembut namun pasti di sudut bibirnya, "Tunggu aku sebentar, mari keluar makan malam."


Dia memiliki pakaian santai yang sudah tersedia di sini, mengambil satu set pakaian, lalu pergi ke kamar mandi di belakang untuk mandi.


296 berbohong untuk menang, Jiang Xijue_4