Dia hendak menuju dapur, namun ia berhenti di tengah langkah dan berbalik ke anaknya.
"Yulang, kau pikir gadis itu akan takut oleh kerumunan di depan pintu kita?"
Ia sangat khawatir. Jika seperti yang ia duga, maka dialah yang telah merusak kesempatan anaknya.
Di kata-kata itu, Zeng Yulang menoleh ke ayahnya dengan tidak berdaya.
"Ayah, wanita yang Anda sebutkan adalah seorang tabib," katanya.
"Tapi kita sudah menunggu sangat lama, bukankah ia berjanji akan kembali setelah tujuh hari? Sekarang sudah lebih dari itu." Tua Zeng menggerutu dalam hati.
Sudah hampir dua minggu, dan masih belum ada tanda-tanda darinya.
Ia menduga gadis itu pasti terintimidasi oleh kerumunan di luar dan berbalik begitu ia melihat mereka.
"Mungkin ada yang menghalanginya, mari kita tunggu," katanya.