Lu Jiang tidak sempat memberitahu Zhao Anbang tentang kejadian terbaru di rumah sebelum menemukan serangan musuh.
Musuh menyerang pos penjagaan bawah, kemungkinan dengan maksud untuk menyerang dari atas.
Meskipun terluka, mereka menceburkan diri ke dalam pertarungan sengit, mempertahankan tanah tinggi dan memperkuat yang rendah.
"Anbang, aku serahkan tanah tinggi padamu. Pertahanan adalah prioritas, serangan adalah tindakan kedua. Kamu yang komando! Aku akan menangani bentrokan di bawah dan segera kembali dengan pasukan untuk membantu dari belakang," ucap Lu Jiang.
Lu Jiang mengambil senapannya, bersembunyi di balik gundukan tanah, dan melepaskan serangkaian tembakan ke sekelompok kecil yang mencoba melakukan serangan diam-diam.
Saat suara tembakan berdentang, daging terbang di bawah sisa sinar matahari terbenam.
Beberapa tembakan dan beberapa orang tumbang.
Setelah tembakan sporadis, semua prajurit musuh tertembak, terbaring tak bergerak di tanah.