"Kau terlalu tinggi menilai dirimu sendiri," bibir An Hao membentuk senyuman sinis, "Kau tak layak untuk air mataku."
Dia hanya datang kesini untuk makan mie dan mengenang hal-hal kecil bersama Qin Jian—itu saja.
Ada terlalu banyak kenangan tentang dia dan Qin Jian di warung mie kecil ini. Malam ini, sendirian, sambil memakan mie dan menghirup aroma yang familiar, dia tak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan Qin Jian.
Kerinduan itu terasa pahit. Dia sangat merindukannya, namun mereka hidup di dunia yang berbeda—bertemu hanya dua kali dalam setahun yang singkat, datang dan pergi dengan tergesa-gesa.
Lagipula, kali ini dia pergi dalam misi penyelamatan bencana.
Dia bertanya-tanya bagaimana keadaan Qin Jian saat ini.
Air mata mengalir di wajah An Hao saat dia tenggelam dalam emosinya yang sedih. Tepat pada saat itu, Cheng Yue, si pria itu, juga masuk.
Dia menundukkan kepala, berusaha menata perasaannya.