118: Merasa cemburu, huh? Ikutlah ujian! _5

Pukulan yang diberikan Ni Yang padanya tadi ternyata keras, membuat bibir bawah Mo Qishen membengkak dan berdarah.

"Bukan apa-apa, tidak sakit sama sekali," kata Mo Qishen dengan ekspresi acuh tak acuh.

Ni Yang bertanya, "Apa benar tidak sakit? Perlu dihentikan pendarahannya? Atau mungkin mengeluarkan racunnya?"

"Tidak perlu, tidak perlu," jawab Mo Qishen santai, "Ayo pergi, ibu kita sudah menunggu di bawah."

"Kamu yakin kamu baik-baik saja?" Ni Yang masih sedikit khawatir.

"Aku benar-benar baik-baik saja."

Mo Qishen menggenggam pergelangan tangan Ni Yang dan membimbingnya turun ke bawah.

Di restoran bawah, semua orang berkumpul.

Mata Nyonya Mo yang datar dan diam, bergerak bolak-balik antara keduanya sebelum menetap pada bibir Mo Qishen, ada senyum tersembunyi dalam pandangannya.

Mo Hudie dengan penasaran bertanya, "Paman Muda, apa yang terjadi dengan mulutmu?"

Mendengar ini, semua orang menoleh ke arah Mo Qishen.

Wajah Mo Baichuan segera menghitam.