Dia tidak bisa mengartikulasikan dengan tepat apa yang telah berubah, namun tumbuhan biasa yang jelas tidak berkehidupan seolah-olah telah diberi jiwa, dan dia seakan merasakan semacam kegembiraan yang muncul dari mereka!
Ya, kegembiraan!
Sama seperti ketika Mo Yan menggelengkan kepala sambil tersenyum, berpikir dia sedang halusinasi karena kekurangan istirahat, suara yang terus-menerus itu terdengar lagi dalam pikirannya: "Wow, Yanyan, kamu di sini, akhirnya kamu datang untuk menemuiku!"
Kali ini, suara itu tak terbantahkan bergema di telinganya.
Mo Yan terkejut dan segera berbalik ke arah sumber suara, namun tidak melihat apa-apa. Ketika dia bingung dengan hal ini, suara itu terdengar lagi: "Yanyan, ke Meja Giok, datanglah ke Meja Giok!"
Atas kata-kata itu, Mo Yan hati-hati menentukan arah, menyadari memang suara itu datang dari Meja Giok, dan dengan cepat berlari ke arahnya.