Bab 667: Sebab dan Akibat dari Kemarahan Lima Binatang (4)

Mata Mao Tuan tiba-tiba menyala terang, bagaikan dua lentera kecil yang dinyalakan di malam yang gelap. Ia mengeluarkan raungan macan yang bersemangat dan dengan langkah-langkah penuh keceriaan, mendekati para bandit langkah demi langkah. Pandangan tajamnya menyapu setiap satu bandit seakan-akan menimbang tulang manakah yang paling keras.

Aura bahaya yang meluap-luap dari Mao Tuan menyebabkan setiap bandit yang dipandanginya merasa seolah-olah akan segera disergap dan dipijak hingga jatuh ke tanah pada detik berikutnya, dagingnya akan dicabik-cabik oleh cakar macan hingga menampakkan tulang-tulang putih yang mengirimkan merinding. Hanya pemikiran tentang adegan tersebut saja sudah cukup membuat para bandit bergidik, membuat mereka mundur tanpa sadar karena ketakutan.

Seolah kesal dengan langkah santai Mao Tuan, Mo Yan menegur dengan santainya, "Cepatlah, jangan berlama-lama. Kita masih perlu pulang dan tidur!"