Yang Ruxin mengerutkan kening saat ia menatap Daya.
"Kakak sepupu tertua, kau juga sudah membeliku, kan? Jika aku terus tinggal di rumah, aku akan dihajar sampai mati suatu hari nanti..." Wajah Daya dipenuhi dengan ketakutan, "Kakak dipukul ayah sampai terbanting ke dinding... Ketika kakek dan nenek menolak memberi Perak untuk pengobatan, ibu ingin mencekik kakak hingga mati..."
"Yang Rujue, berdirilah," Yang Ruxin menghela nafas. "Membelikan kakakmu adalah jalan terakhir. Aku tak bisa hanya menonton dia mati, lagipula dia masih muda. Tetapi kamu, kamu sudah mengerti banyak hal..."
Daya menggigit bibirnya.
"Hidup harus dijalani sendiri, kembalilah," Yang Ruxin melirik Daya, lalu berjalan mengelilinginya menuju pinggiran desa.
"Bagaimana kau bisa begitu kejam?" Daya tiba-tiba berteriak pada Yang Ruxin, "Aku juga sepupumu, kenapa kau hanya peduli pada Erya dan tidak padaku?"