Yang Ruxin tidak menyangka akan tidur begitu nyenyak. Entah itu dirinya yang dulu atau setelah dia menyeberang, dia selalu merupakan orang yang mudah terjaga. Bukan hanya karena ada orang yang menonton atau memeluknya yang bisa membuatnya terjaga; bahkan suara kecil di luar pun bisa membuatnya waspada. Namun pada saat ini, dia tidur lelap hingga matahari mulai terbenam.
"Bagaimana perasaanmu?" Gu Qingheng tidak tidur tapi juga tidak bangun. Dia hanya memeluknya, membiarkan Ruxin bersandar di lengannya. Meskipun dia tidak bisa melihat, merasakan nafasnya membuatnya merasa sangat damai dan puas. Jikalau dia bisa memeluknya seperti ini selamanya, dia merasa hidupnya akan tanpa penyesalan.