Membuatmu Menjadi Raja

Pangeran Aldric berdiri di tempat itu tanpa bergerak. Sudah beberapa menit sejak Islinda memukul wajahnya dan gerakan itu memberi dampak besar karena tangannya masih memegang rahangnya. Seakan dia tidak bisa percaya bahwa Islinda memukulnya.

Namun, bukan keberaniannya yang mengejutkannya, Islinda memang dikenal dapat memancing emosinya, tapi kekuatan yang dia rasakan dalam pukulan itu. Dia merasakan rahangnya perlahan pulih dari patah yang dialaminya dan dia menggerakkannya hanya untuk memastikan. Matanya Aldric menyipit, berpikir keras. Pikirannya berputar di sekitar satu kesadaran: Islinda mematahkan rahangnya.

Bagaimana mungkin itu terjadi?

Tidak, itu seharusnya tidak mungkin.

Dia adalah manusia dan seharusnya tangannya yang patah bukan rahangnya. Jadi bagaimana? Mungkin kalung perlindungan? Tidak, batu permata seharusnya melindunginya dari serangan, bukan memperkuat kekuatannya sendiri. Itu tidak mungkin dan dia juga belum pernah mendengar hal itu terjadi.