Chapter 446: Manuver di Pegunungan

Dia berada di dalam tentara, tetapi dia dirindukan oleh semua orang—seperti layang-layang yang, seberapa jauh pun terbang, selalu diikat ke rumah oleh tali.

"Damien!" panggil Kendall saat dia turun dari bus.

Di tengah ejekan dan tatapan iri dari sesama prajuritnya, dia berjalan menuju dia.

"Minggu yang berat?" tanya Damien, menariknya ke dalam pelukan. Matanya yang tajam menyapu dia, mencari luka.

Kendall menggelengkan kepala, matanya yang gelap bersinar seperti bintang-bintang. Terpisah hanya membuatnya semakin menghargai waktu mereka bersama.

Cinta murni, tak terfilter dalam pandangannya membuat hati Damien hangat. Dia menggenggam tangan dan membawanya ke bioskop.

Mereka makan kue yang dibawa Damien sambil menonton film romantis pendek.

Di baris bawah mereka, pasangan muda menangis atas pengorbanan sang pahlawan.

Tapi Kendall tidak tersentuh.

Bagaimanapun, dia memiliki Damien. Dia lebih baik daripada pahlawan film mana pun.