Pemimpin itu ingin memukul orang yang berteriak padanya. Andai saja karena teriakan itu, orang bertopeng itu tidak akan mengetahui maksudnya.
Namun, dia tidak tahu, tanpa teriakan itu, orang bertopeng itu sudah tahu maksudnya untuk melarikan diri meninggalkan anak buahnya. Orang bertopeng itu melambaikan tangannya. Pancaran cahaya datang dan mengenai pemimpin itu.
Pemimpin itu berteriak kesakitan. Bahunya terkena cahaya. Dia menggeram sambil melihat ke orang bertopeng itu. Dia tidak bisa lari. Satu-satunya cara adalah melawan orang bertopeng itu.
Pemimpin itu melihat ke pemuda di dalam kereta. Dia memikirkan sebuah rencana. Pemuda itu terlihat lemah. Jika dia bisa menangkap pemuda itu, dia bisa dijadikan sandera. Mereka akan meninggalkan orang bertopeng itu. Setelah itu, dia akan menjual pemuda itu ke rumah pelacuran pria.
Dia meraih salah satu anak buahnya dan berbisik sesuatu kepadanya. Orang itu mengangguk.
"Semua orang. Serang dia." Pemimpin itu berteriak.