Ah... perasaan tanpa bobot... itu membawa ilusi bahwa dia sedang melepaskan semua beban. Tekanan lembut di seluruh sisinya terasa seperti belaian, memeluknya erat di dalam kekosongan yang menyegarkan.
Tiba-tiba, dia teringat apa yang biasa Bassena gambarkan tentang pemanduannya; sebuah buaian. Sebuah buaian air.
Apakah ini rasanya?
Dengan pikiran itu, Zein menutup matanya.
Namun tak lama kemudian, dia merasa sesuatu menarik pinggangnya, mencabutnya ke permukaan. Ketika dia membuka matanya, ia melihat langit biru yang cerah meluap ke dalam penglihatannya, sebelum digantikan oleh wajah tampan berkulit perunggu mengilap dan rambut terang.
Zein meraih bahu kokoh di depannya secara refleks, tepat ketika Bassena mendesis khawatir. "Apa yang kamu lakukan? Bagaimana bisa--"