"Whoaa...hidup ini benar-benar sebuah keistimewaan, ya?" gumam Dheera saat ia terbangun di pagi hari.
Alarm yang diatur mengikuti jadwal Zein juga membangunkan Leehan, sehingga ia bisa merespons pikiran pagi yang spontan itu. "Kita memang selalu menganggapnya biasa sebelumnya, huh?"
Entah karena mereka akhirnya terbangun dengan cahaya terang bukan kegelapan, atau karena lagu pengantar tidur Zein yang terus terngiang di kepala mereka--mereka menjadi agak sentimental saat terbangun.
"Kapten terdengar sangat bagus, ya..." ujar Dheera dengan tawa yang bingung. "Dia harusnya menyanyi lagi."
"Setuju," angguk Leehan sambil merangkak untuk bangun. "Tapi sekarang aku lapar karena kita melewatkan makan malam."