Aerlev

Zein adalah pemandu nakal yang hidup di tanah terlupakan zona merah, pemanduan demi uang dan kelangsungan hidup. Hingga gilda tempat dia bekerja dulu menyebabkan sebuah tragedi. Digerakkan oleh kesedihan dan rasa bersalah, Zein menjadi pemandu bayaran di tanah yang berbatasan dengan Zona Kematian terlarang, bekerja seperti biksu yang siap mati. Suatu hari, seorang Esper yang mendominasi tiba-tiba muncul dan berkata kepadanya, “Jika kau sangat ingin mati, mengapa tidak kau ikut denganku ke Zona Kematian?”
Sebuah tawaran aneh, senyuman yang mengingatkan masa lalu. Apakah Zein sebenarnya pernah bertemu dengannya sebelumnya?
Mengikuti lelaki itu ke dalam zona maut, akankah Zein menemukan ketenangan yang dia cari, atau akankah dia tersapu dalam badai?
Tapi, tidak ada namanya cinta di Zona Kematian... atau adakah?
* * *
Cerita ini diset dalam universe penjaga, jadi akan ada:
- Penjaga (Esper) dan Pemandu
- Ruang bawah tanah!
- Romance
- Action
- …smut? ;)
Ini adalah sebuah kisah (semacam) cinta yang dibalut dengan kekacauan sistem ruang bawah tanah, dengan berbagai kemampuan dan aksi dan sebagainya

Tidak Ada Cinta di Zona Kematian (BL)

Pagi tanggal tiga belas tiba dengan tenang. Langit begitu indah; awan-awan putih seperti kapas dan cukup untuk menghiasi kanvas biru. Danau berkilau di bawah sinar matahari, jernih dan mencerminkan hamparan biru dan putih di atasnya.


Pohon-pohon, di bawah pemeliharaan hebat Senan sang tukang kebun tersembunyi, hijau subur dan indah, memeluk danau dan tanah luas seperti selimut rapi. Berbagai jenis bunga bermekaran di sekitar rumah putih dengan atap biru, memenuhi taman-taman yang tertata rapi dan mengapit jalan setapak menuju halaman belakang.


Halaman belakangnya sendiri biasanya adalah hamparan rumput hijau. Kali ini, meja-meja panjang yang ditutup kain putih diatur di bagian dekat rumah, sementara kursi-kursi putih bertabur bunga diatur mengelilingi meja-meja bulat di bagian dekat danau.


Side Story 1. Zona Senja - 16