"Ini," Agni meletakkan sebuah cangkir berisi kopi panas mengepul di depan bocah itu--esper berlisensi.
Itu satu-satunya cangkir yang ia miliki, jadi ia menuangkan sisa kopi ke dalam botolnya dan meminumnya dari sana sambil duduk di kursi lain. Ron meraih kopi panas itu, meniupnya, dan menyeruput sedikit demi sedikit sebelum membuat ekspresi puas tak lama setelahnya. Tapi kemudian, ia merasakan tatapan penuh hiburan dari pria yang lebih tua itu dan segera memasang wajah stoik.
Senyum dalam hati, Agni mengulurkan tangannya ke arah esper muda itu. "Berikan tanganmu."
Pada awalnya, Ron mengernyitkan dahi, tetapi ketika ia melihat Agni mengeluarkan kunci, ia segera menyodorkan pergelangan tangan yang terborgol kepada si pendendam. Ketika akhirnya ia bebas, ia menggosok pergelangan tangan yang memerah, yang bukan salah siapa-siapa melainkan dirinya sendiri, sambil melirik ke arah si pendendam.