Peer dan Payung

Seperti tetesan hujan di atas bunga pir (1). Inilah gambaran yang terinspirasi oleh Yan Xi ketika dia berlutut di atas batu paving di bawah pohon-pohon, bunga-bunga berserakan ditiup angin seakan turut berduka atas nasibnya.

Perdana Menteri Yan yang almarhum terkenal karena bakat dan parasnya yang tampan, sementara istrinya menjadi tiada bandingannya di ibukota, kecantikan dan kebajikan istri hanya bisa disaingi oleh kecantikan selatan yang kemudian menjadi ibu suri. Siapa pun yang melihat mereka akan menghela napas iri dan menyatakan bahwa pasangan muda yang indah ini memang terdiri dari 'seorang sarjana muda yang brilliant dan seorang gadis belia yang cantik' (2). Sama seperti Yan Yun, Yan Xi juga mewarisi sifat-sifat terbaik dari mereka, khususnya wajah menghentikan hati ibunya. Namun berbeda dengan saudaranya, yang penampilannya mendatangkan ejekan--toh, apa gunanya kecantikan pada pria?--pemandangan gadis peri yang menangis cukup untuk menggerakkan siapa pun yang melihatnya.