Konferensi, Bagian Dua

{Melisa}

Area belakang panggung dipenuhi energi gugup dan gemerisik kertas. Melisa berdiri dekat salah satu tirai, berusaha untuk tidak terlalu jelas meraba-raba kartu catatannya.

[Wow. Apakah selebriti selalu merasa seperti ini? Tak pernah terpikirkan olehku kalau bakal berada dalam posisi seperti ini.] Dia berusaha mengabaikan gemetar di tangannya. [Oke, tarik nafas dalam-dalam. Cuma perlu meyakinkan semua orang nim itu bukan jahat. Itu saja, itu tujuan utamaku.]

Seseorang membersihkan tenggorokannya di dekat situ, dan Melisa menengadah untuk menemukan seorang gadis berambut pirang yang menatapnya seolah-olah dia telah menghina seluruh garis keturunan keluarganya.

"Jadi," kata gadis itu, melemparkan rambutnya dengan cara yang mungkin dimaksudkan untuk mengintimidasi. "Akhirnya memutuskan untuk menemui kita dengan kehadiranmu?"

Melisa berkedip.

[... Siapa sih ini?]

"Ehm," katanya dengan bijaksana. "Apakah aku mengenal kamu?"