Beberapa Kunjungan Dokter

Kamar itu terbenam dalam cahaya lembut pagi hari, sinar halus yang menyelinap melalui celah-celah tirai yang bergoyang perlahan dengan tiupan angin. Xu Feng terbaring diam di ranjang, rambut peraknya terhampar di atas bantal, membentuk kontras lembut dengan warna-warna redup di ruangannya.

Fajar mewarnai langit dengan semburat merah muda dan emas, mengecor dunia dengan cahaya yang hangat dan etereal. Ini adalah hari yang baru, dan semua rasa malu dari hari sebelumnya kini telah tertinggal di hari kemarin.

Tapi entah bagaimana, semburat rasa malu yang samar mewarnai pikirannya saat dia masih berada di alam antara tidur dan terjaga.

Di sebelah kanannya, ruang di sampingnya kosong dari kehangatan, tanda jelas bahwa Xuan Jian telah bangun lebih dulu. Namun, sisi kiri ranjang sama sekali tidak kosong.

Dengan sentuhan ragu, tangan Xu Feng tanpa sadar mengikuti lengkung perutnya yang buncit, yang masih terlihat bahkan di bawah selimut.