Xu Zeng membuka matanya dan mendapati dirinya disambut dengan tatapan penuh kekhawatiran Bai Mo, yang aromanya menyelimuti dirinya lebih kuat daripada yang pernah ia rasakan sebelumnya.
Aromanya mengingatkan pada binatang iblis sejati atau "binatang abadi", seperti yang dikatakan oleh penduduk asli Dongzhou. Meskipun keanehan situasi ini, Xu Zeng tidak bisa tidak merasa nyaman dengan aroma yang familiar itu.
Aroma itu menyenangkan, dari pertunjukan kekuasaan posesifnya di Desa Sun hingga sekarang, ia semakin terbiasa dengan aroma kekasihnya itu. Ia menantikan menjadi kekasih sejati yang seharusnya memberi manfaat lebih besar pada binatang dalam diri Bai Mo daripada tonikum apa pun yang bisa mereka temukan dalam waktu singkat.
Aroma itu menjanjikan keselamatan dan rasa memiliki. Ia berniat memberikan senyum pada rubah kecilnya itu, merayakan kedekatan yang mereka bagikan, tetapi pikirannya tiba-tiba kembali ke masa kini begitu ia mulai terbuai ke pikiran yang lebih manis.