Kehormatan Xu Feng dipertaruhkan.
Walaupun, sejujurnya, kapan tidak?
Seorang ger desa yang aneh, maskulin, dengan klaim hormat yang ambigu—terutama karena rambut peraknya yang mencolok dan tahi lalat berwarna gelap di antara matanya—Xu Feng selalu menjadi sebuah misteri. Silsilahnya menjadi topik spekulasi dalam keluarga utama Xuan, namun rasa ingin tahu itu tidak pernah melindunginya dari perlakuan seperti ternak, diperjualbelikan sebagai alat untuk mengamankan pewaris.
Kehormatannya sudah lama menjadi hal yang rapuh, terus-menerus dihancurkan di bawah kaki keluarga mertuanya.
Tapi itu dulu.
Kini, meskipun ia menolak untuk mengikuti ujian sarjana lagi, meskipun ia belum melakukan debut resminya ke kelas atas Donghua—melalui pernikahan atau lainnya—namanya di Kota Yilin harus bersih. Karakternya, tak terbantah.