Peringatan: elemen yuri dalam beberapa bab berikutnya. Anda boleh melewatkannya jika merasa tidak nyaman dengan adegan ciuman, membelai, dan meraba.
***
Jantung Lu Yizhou berdegup beberapa kali lebih cepat, dan tentu saja bukan karena ketakutan. Ia mendukung dirinya dengan satu siku saat Eli mendaki tempat tidur, namun sebelum ia bisa berkata apa-apa, lengannya tiba-tiba kehilangan kekuatan, membuatnya terjatuh kembali ke tempat tidur.
Tidak — bukan hanya lengannya, tapi seluruh tubuhnya. Kebas merayap di setiap inci kulitnya, melumpuhkannya. Rasanya seolah-olah setiap tulang di tubuhnya berubah menjadi cair dan ia hanya bisa berbaring di tempat tidur, tak berdaya dan lentur. Bahkan berbicara pun terbukti sulit. Kata-katanya terdengar agak cadel ketika ia berhasil mengeluarkan, "A–apa yang telah kau lakukan...?"