9.15 Hitung Aku Masuk

Lu Yizhou menatap roti yang tak berdosa di tangannya dengan niat merusak yang samar. Wajahnya berubah hijau ketika kenangan masa dia masih Raphael mengalir dalam pikirannya sekali lagi. Penderitaan yang harus dia alami setiap hari hanya untuk berpura-pura menjadi manusia adalah... tidak bisa dibiarkan. Ah, dengan tatapan Profesor Zhao Bolin yang mendesak, bisakah dia menolaknya?

Sekarang setelah dia memikirkannya, dia telah melalui yang terburuk. Apa lagi cobaannya bila dia bisa membuat kekasihnya berhenti khawatir tentang dirinya? Dengan menghela napas, Lu Yizhou akhirnya menyerah pada takdirnya dan membuka kemasan plastiknya.

Di bawah tatapan tegas Zhao Bolin, Lu Yizhou tanpa daya membawa roti ke mulutnya dan mengunyah. Matanya membesar ketika rasa manis meledak di dalam mulutnya.

...Eh? Apa ini? Dia masih bisa merasakan makanan manusia...?