10.23 Biarkan Aku Masuk

Lu Yizhou tahu bahwa konsep 'cinta' akan terlalu abstrak bagi pemuda itu. Namun, tidak mungkin dia tidak mengenali 'hasrat'. Maka dari itu, dia dengan berani mengakui, "Karena aku menginginkanmu." Mengabaikan keterkejutan yang jelas terlihat di wajah lawan bicaranya, Lu Yizhou meraih sejumput rambut sutra dan membawanya ke bibirnya. "Aku menginginkanmu. Tubuhmu, hatimu, jiwamu — segalanya."

Pandora membutuhkan beberapa saat untuk terhenti dan berkata tersendat, "Jadi alasan mengapa kamu campur tangan di ruang penjahit—"

"Aku tidak ingin dia berbicara denganmu." Dia menatap tajam ke mata emas yang memesona itu, yang telah melihat perputaran hidup namun masih memancarkan kepolosan murni pada saat yang sama. Perlahan tapi pasti membuatnya tergila-gila karena dia begitu ingin mencemari kepolosan itu dengan warnanya sendiri. "Aku tidak suka cara dia memandangmu. Aku tidak suka betapa dekatnya dia denganmu. Apakah aku begitu sulit dimengerti?"