Zeke tersentak keluar dari lamunannya saat kesadaran itu menghampirinya. Seluruh tubuhnya menegang, dan dia hampir bangkit duduk jika bukan karena pengingat kuat bahwa lengan Lu Yizhou masih membungkusnya — Lu Yizhou, yang seharusnya terluka parah. Lu Yizhou, yang hatinya sempat berhenti berdetak beberapa jam yang lalu. Setiap kali dia mengingat momen itu, teror langsung mencengkeram hatinya, mendinginkan tubuhnya hingga ke ujung jari.
Dia tidak ingin bergerak sembarangan hanya untuk memperparah luka pria itu. Tidak – pertama-tama, bagaimana Lu Yizhou bisa menyelinap ke sini? Di mana Dr. Xiao dan Dr. Feng yang seharusnya menjaga dia?!
Zeke menajamkan telinganya untuk mendengarkan gerakan apa pun di luar, namun selain detak jantungnya yang tidak beraturan dan napas Lu Yizhou yang tenang dan dalam, dia tidak bisa mendengar apa-apa lagi. Seolah-olah seluruh dunia telah menyusut dengan cepat untuk merangkum hanya mereka berdua saja.