Henry menatap Grace dengan mata memohon, "Ibu, umurmu sudah segini, kenapa masih mengejar begitu banyak hal? Kita sudah punya banyak uang, rumah, dan harta. Kenapa Ibu tidak bisa hidup dengan damai saja? Jika… jika Ibu terbongkar, bagaimana saya bisa berhadapan dengan orang lain dan mengatakan bahwa Ibu adalah ibu saya?"
Grace terkejut, matanya perlahan terisi dengan rasa duka. "Henry, saya mengakui... saya telah melakukan hal-hal yang mengkhianati perusahaan, tapi selain itu, saya tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak bermoral."
Henry menatap tidak percaya pada ibu yang selama ini dia hormati. Sejenak, dia tidak tahu harus berkata apa, matanya dipenuhi dengan kekecewaan dan sakit hati. Ibu yang selalu mengajarkannya hidup dengan integritas kini dengan percaya diri membenarkan tindakannya setelah melakukan kesalahan sebegitu rupa.