Max, yang diborgol oleh dua orang polisi, tidak bisa bergerak sedikit pun, dan dia menerima tamparan Ella dengan penuh kekuatan. Pipinya terasa terbakar seolah-olah telah dikupas dan dipanggang.
"Kau brengsek mulut besar," cibir Ella. "Beraninya kau menghina ibuku? Kau pikir kau punya hak? Grup Carter berkomplot melawanku, terhadap sahamku, bahkan hidupku, dan sekarang kau menghadapi akibatnya, kau menyalahkan saya? Kau sama pengecutnya dengan ayah dan kakekmu!"
Tawa dingin Ella membelah ruangan sebelum dia berpaling ke Benjamin. "Lihat, sepupu? Grup Carter tidak melahirkan apa-apa kecuali sampah. Kau beruntung berakhir di tempat lain."
Benjamin memberikan anggukan bisu, tidak bisa menemukan kata-kata untuk ekspresi kepahitan yang mengerikan dari Max.
Max, yang masih kaget, akhirnya tergagap dalam kemarahan. "Ella, kau berani memukulku di depan polisi? Aku akan menuduhmu melakukan penyerangan!"