Tetua

Au'dtair menyaksikan wanita Saalistaja terjatuh ke salju yang dingin, kepalanya terpisah dari bahunya.

"Kau tahu aku harus melaporkan ini kepada Sesepuh lainnya, kan?" ucap Saalistaja yang lebih tua, berdiri di sampingnya. Dia menatap lelaki di sampingnya dan mendengus.

"Lakukan apa yang kau pikir terbaik, Tetua," dia mengangkat bahu. Tetua sempat menjawab ketika Njeriuujk yang marah mendorong dirinya di antara dua lelaki tersebut.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" geram Tengah Malam, jelas tidak terkesan dengan apa yang baru saja dia saksikan. Dia adalah yang terakhir dari spesiesnya, tetapi yang lebih penting, teman hidupnya, dan Saalistaja membiarkannya bertarung hingga mati?! Tak heran spesiesnya punah jika itulah jenis lelaki yang mereka miliki.

"Kami tidak bisa masuk di antara dua wanita," kata Au'dtair, tidak peduli dengan lelaki lain. "Itu adalah hukum."