Infestasi

Raguk menatapku, dan aku bersumpah kulihat wajahnya melunak sejenak sebelum menghilang kembali.

"Kamu menerima semua ini lebih baik daripada yang kuduga," akunya, dan aku melepaskan tawa keras.

"Bagaimana kau harapkan aku bereaksi? Berlarian sambil berteriak-teriak? Pecah menangis? Atau mungkin aku seharusnya jatuh lemas jadi genangan air di lantai?" tanyaku, mengangkat alisku sambil menatapnya, "Jika ada yang cukup bodoh untuk mengikuti apa yang coba dilakukan Aliansi, aku janji mereka tidak akan hidup cukup lama untuk menyesali keputusan mereka."

Uugazt itu menatapku, mempelajariku sejenak sebelum mengangguk. "Kau punya aku dan hordaku di sisimu," ujarnya, mengangkat kepala dan membusungkan dadanya. Aku menyadari dia tidak repot-repot memakai jas monyet yang dipakainya pertama kali kita bicara.