Kepala Da'kea tersentak ke arahku saat mendengar suaraku. Ia membeku, tidak bergerak sedikit pun seolah aku adalah ratu Istar yang membidiknya.
"Kami akan pergi segera setelah barang-barang kami siap," katanya pelan sambil mulai mundur ke arah pintu. "Berikan kami waktu untuk pergi. Tolong, hanya beberapa klik lagi, dan kami akan menghilang."
Itu berhasil.
Aku mendongakkan kepala dan tiba-tiba menangis dengan cara yang paling dramatis mungkin. Serius, aku tidak menyangka aku bisa bertingkah seperti ini. Namun enam pasanganku yang baru saja berjanji dunia padaku langsung meninggalkanku begitu aku memberitahu mereka aku hamil. Oh… dan seseorang sedang memotong bawang.
Tubuhku hampir kejang karena tangisku, tapi aku tidak bisa menghentikannya. Tidak peduli seberapa keras aku mencoba menariknya kembali dan berpura-pura semua akan baik-baik saja. Aku hanya butuh menangis sekarang ini.