Ethawa

Tengah Malam bergegas mendatangiku dan mengangkatku sebelum melaju keluar dari pintu belakang dan langsung menuju ke istana di depan kami.

Saya bisa mendengar derap langkah kaki saat yang lain berlari mengikuti kami dari belakang.

GA berlari ke depan, mendorong gerbang dengan segenap kekuatannya, berusaha membawa kami masuk ke dalam.

Tapi pintu marmer yang kokoh itu tak bergeming.

"Sial!" ia menggeram, membanting tangannya ke penghalang saat Tengah Malam berhasil menyusulnya. "Kita harus membawanya masuk."

Saya melihat-lihat dengan panik, otak saya kabur karena rasa sakit dan kepanikan. "Di sana," kataku, menunjuk pada sesuatu yang tampak seperti bantalan pemindai yang akan membuka pintu dengan sidik jari yang tepat.

"Itu tidak akan berfungsi," geram Da'kea saat ia mendekati dan memeriksa alat itu. "Ini tidak diprogram untuk kita."