Neriah
Ketika aku menoleh ke atas, dia memperhatikan dengan intens dan matanya menunjukkan… sebuah emosi yang tidak bisa aku jelaskan.
"Lepaskan aku!" kataku dengan gigi terkatup.
"Tidak!" dia menggelengkan kepalanya. "Tetaplah…" lalu menoleh ke kerumunan, dia berkata. "Aku Rian menerima kamu sebagai pasangan hidupku, Neriah." Dan kemudian dia menurunkan mulutnya dan mendekap bibirku.
Ciumannya begitu tiba-tiba, tetapi ketika aku pulih, aku mendorongnya menjauh dari diriku, membenci bagaimana semuanya kini menjadi terpaksa. Aku berbalik ke anggota kawanan dan melihat mereka menontonku dengan rasa tidak suka. Sudah cukup buruk rasanya sudah menjadi domba hitam dalam kawanan, tapi ini...?
Thames adalah anak kesayangan kawanan mereka. Semua orang menyayanginya, memanjakannya, dan kini aku telah menyakitinya. Aku yakin tak ada yang berpikir bahwa besar kemungkinan ayahku ada di belakang semua ini.