Lyla
Tubuh Lenny tiba-tiba melengkung di bawah tanganku, sebuah erangan keluar dari bibirnya saat racun itu melawan kembali.
Aku mendorong lebih keras, bergumam kata-kata dalam bahasa yang tidak aku sadari—mereka tampak datang dari suatu tempat yang lebih dalam dari ingatan.
Cahaya biru itu semakin intens, menyelimuti seluruh tubuh Lenny. Aku bisa merasakan kekuatan racun melemah di bawah serangan energiku yang murni. Aku bisa merasakan Likannya merespons; tampaknya semakin kuat.
Secara naluriah, aku meletakkan satu tangan di atas jantungnya dan yang lain di dahinya, menciptakan sirkuit energi. Cahaya biru itu berdenyut seirama dengan detak jantungnya, semakin terang dengan setiap denyut. Di dalam cahaya itu, aku bisa melihat perlawanan terakhir racun—sebuah simpul gelap yang berkumpul di dekat jantungnya, sumber infeksi.