Sebuah Undangan

Di lantai atas Pavilion Langit, di ruangan di sebelah kiri, terdapat orang-orang dari Dinasti Abadi.

Di antara mereka, seorang pria paruh baya dengan rambut kusut yang duduk tegak di kursinya, dengan dua berkas di tangannya. Alisnya mengungkapkan karakter pemberontaknya.

Setelah ia membaca salah satu berkas, yang berisi informasi tentang para jenius dari Dunia Abadi, ia mengangguk dan berkata, "Beberapa dari anak muda ini benar-benar luar biasa."

"Yang Mulia, apakah kita harus mengirimkan undangan lebih dulu?" Seorang pria berjubah putih yang berdiri di sampingnya bertanya dengan hormat.

"Tidak, mari kita tunggu sedikit lebih lama," jawab pria paruh baya itu.

Dari awal sampai akhir, dia bahkan tidak pernah melirik berkas lainnya. Para jenius dari Dunia Kuno sama sekali diabaikan.