Setelah terlempar dari ibu kota, Alice merasa pikirannya diliputi rasa melayang. Menoleh ke belakang, dia melihat seorang wanita tinggi dengan sebilah pedang panjang yang memandangnya dengan mata aneh.
Rasanya seperti dia dilihat melalui dirinya, melihat semua rahasianya.
Namun, lebih dari itu, Alice melihat energi yang turbulen di sekelilingnya.
Seorang Tuan!
Memperlebar matanya, dia ingin bersiap menghadapi serangan tapi sudah terlambat.
Dalam sekejap mata, dia terseret ke dunia yang asing.
Lautan kosmik yang disinari oleh banyak nuansa biru cerah yang berkilauan dengan cahaya tak terhitung bintang. Di atas, badai yang mengamuk mengaum dengan kilat ungu yang menyambar melalui awan. Di sekitar Alice, ruang retak seolah-olah itu adalah sepotong kaca.
Dia bisa melihat bahwa dia sendirian.
Mengerutkan alisnya, Alice menyusuri retakan dengan jarinya dan menyadari dia tidak bisa menyentuhnya langsung.