Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

[Ignis, Ignis! Terbang bersama Vrida itu sangat menyenangkan, lho!] Jade membual kepada Salamander. Terakhir kali kami pergi ke Sarang, Ignis memilih untuk tinggal membantu Izzi di bengkelnya setelah semua itu.


"Eld bilang kepadaku udara di sana dingin dan berangin," kata Salamander, yang terdengar lucu, mengingat tubuh Ignis tidak akan terpengaruh oleh cuaca seperti itu—sama seperti aku tidak akan terganggu.


"Itu karena Izzi tidak tahan dingin," aku memberi tahu Salamander sambil tertawa. "Meskipun, aku tidak tahu apakah kamu akan menyukai cara Jade mengendarai di antara tanduk Vrida."


[Sangat menyenangkan! Di situlah rasanya paling woosh woosh!]


Woosh woosh sebenarnya adalah ungkapan yang cukup tepat. Aku bertanya-tanya bagaimana reaksi Jade jika menemukan wahana yang membuat adrenalin naik seperti roller coaster...


Ada banyak yang harus dikatakan sebelum perjalanan panjang yang lain